Suatu hari, mbah perempuanku brkunjung ke Jakarta. Sebenarnya ia tak ingin meninggalkan kampung halaman tercinta, Ngerambe Jawa Timur. namun, kabar bahwa ada cucunya yang akan menikah membuatnya tak segan hengkang ke Jakarta. Dengan usianya yang sudah senja, ia ke Jakarta dengan tetap membawa buah tangan untuk kami, cucunya. Tak tanggung-tanggung, mbahku ini berhasil membawa dua kardus oleh-oleh ukuran sedang. Keluarga di Jakarta telah mewanti-wanti mbah untuk tidak usah membawa apapun, namun ia besikeras ingin membawa buah tangan.
Dekripsi Mbah dan Aktivitasnya
Sudah lama tak bersua dengannya. Kulitnya makin keriput dengan gurat wajah yang makin jelas. Seolah penanda bahwa ia kini makin senja. Matanya nampak tak jernis dengan otot kelopak mata yang mulai mengendur. Jadi, ketika matanya membuka, seolah hampir tertutupi oleh kelopak matanya. Urat ditangan dan kakinya namapk menonjol berbalut kulit keriput. Kuku tangan dan kakinya nampak tak terawat. disela kuku kakinya penuh dengan tanah. Maklum, mbahku ini terkadang tak memakai alas kaki di dalam rumah. Mungkin hal ini wajar. Di dalam rumah memang sepatutnya tidak memakai alas kaki.. Tapi rumah mbah ku ini beda. Alasnya tak berbeda dengan alas yang ada diperkarangan rumah berupa tanah.
Menurut pengakuannya, ia masih suka memanen hasil kebun berupa cengkeh, sawo, bengkuang dan lain-lain. Kemudian hasil kebun itu ia jual ke pasar Ngerambe. Padahal,, tahu kah kamu.. Mbah ku ini tak punya kebun.. Ia memang memilki pekarangan rumah yang cukup luas, tapi tidak ditanami dengan berbagai macam hasil kebun yang ku sebutkan dimuka. Jadi, kebun yang dimaksud adalah kebun milik orang. Mbah ku meminta izin untuk memanen hasil kebun orang tersebut dengan memberi sejumlah uang sebagai gantinya. Ya.. inilah mbah ku dengan aktivitas di kampungnya.
Antara Sholat Dengan Mbah
Entah perasaanku saja atau bagaimana. Tak tahu pasti. Setiap hendak sholat, mbah seolah memperhatikanku. Pernah suatu ketika, mbah bertanya "Arep sholat Ndo'?". Kujawab seadanya, "Uwis Mbah.."
Saat itu rasanya pertanyaan beliau menyimpan sesuatu yang berbeda..
Hingga suatu hari, Bapak memanggilku. Ia meminta tolong sesutu kepadaku. permintaan yang membuatku takjub sekaligus bingung. Tahu kah kau apa yang Bapakku pinta? Ia memintaku untuk mengajarkan bacaan sholat pada Mbah.. Antara rasa gembira, senang, ragu sekaligus bingung. Bagaimana tidak? Mbahku yang selama ini jauh dari nilai agama tiba-tiba berniat untuk sholat! Tapi aku pun ragu dan bingung, apakah aku bisa menagjarkan bacaan sholat padanya sedangkan ia sudah begitu tua dengan tingkat hapalan dan penglihatan yang turut senja.
Ditengah campur aduk rasa, aku tetap berusaha mengajarkannya dengan semudah yang bisa kuusahakan. Karena kesulitan menghapal dan esok mbah akan balik ke kampung, akhirnya ia memintaku untuk menuliskannya pada selembar kertas. Ku tuliskan dengan huruf kapital dan ukuran besar.
Ku tuliskan semua bacaan sholat. Untuk surat pendek, ku pesankan satu yaitu surat Al-Ikhlas. Untuk do'a rukuk dan diantara dua sujud, ku katakan padanya cukup baca satu kali saja. Kertas itu ia lipat dan ia simpan kedalam dompetnya. Tak lupa ku bekali sebuah mukenah baru untuknya. Keesokaan harinya, pulanglah mbahku ke kampung halamannya.
Ijtihad (aneh) yang Tak Tersampaikan
Karena begitu ku ingin mbah sholat dengan segala kemudahan dan pemakluman di usianya yang sudah senja. Sempat terfikir olehku bahwa bacaan sholat tidaklan penting! Yang penting ai niat, baca Al-Fatihah, satu ayat surat pendek, sudah. Cukup. Selebihnya ia hanya perlu mengikuti gerakan sholat saja dengan membaca tasbih, tahmid atau kalimat singkat lain yang ia hapal.
Aku terfikir seperti ini karena ketika ku mengajarkannya, Al-Fatihah pun ia telah lupa... Bagaimana ia menghapal semua bacaan sholat itu? Aku khawatir. Takut, kalau-kalau gara-gara bacaan sholat yang tidak jua mampu ia hapalkan, membuatnya tak juga sholat. Atau ia merasa begitu berat menghapal bacaan sholat hingga akhirnya ia tak jadi sholat. Mengingat usianya yang sudah senja,, aku takut kalau ia malah tak sempat sholat... Walaupun memang, umur adalah rahasia Alloh. Baik tua ataupun muda, jika Alloh menakdirkan mati, maka matilah ia.
Sudah beberapa tahun aku belum bertemu dengannya lagi... Entah ia jadi melaksanakan niatnya untuk sholat atau tidak, aku tak tau pasti..
Semoga Alloh mengampuninya, merahmatinya, memudahkannya dalam beribadah kepadaNya...
Dekripsi Mbah dan Aktivitasnya
Sudah lama tak bersua dengannya. Kulitnya makin keriput dengan gurat wajah yang makin jelas. Seolah penanda bahwa ia kini makin senja. Matanya nampak tak jernis dengan otot kelopak mata yang mulai mengendur. Jadi, ketika matanya membuka, seolah hampir tertutupi oleh kelopak matanya. Urat ditangan dan kakinya namapk menonjol berbalut kulit keriput. Kuku tangan dan kakinya nampak tak terawat. disela kuku kakinya penuh dengan tanah. Maklum, mbahku ini terkadang tak memakai alas kaki di dalam rumah. Mungkin hal ini wajar. Di dalam rumah memang sepatutnya tidak memakai alas kaki.. Tapi rumah mbah ku ini beda. Alasnya tak berbeda dengan alas yang ada diperkarangan rumah berupa tanah.
Menurut pengakuannya, ia masih suka memanen hasil kebun berupa cengkeh, sawo, bengkuang dan lain-lain. Kemudian hasil kebun itu ia jual ke pasar Ngerambe. Padahal,, tahu kah kamu.. Mbah ku ini tak punya kebun.. Ia memang memilki pekarangan rumah yang cukup luas, tapi tidak ditanami dengan berbagai macam hasil kebun yang ku sebutkan dimuka. Jadi, kebun yang dimaksud adalah kebun milik orang. Mbah ku meminta izin untuk memanen hasil kebun orang tersebut dengan memberi sejumlah uang sebagai gantinya. Ya.. inilah mbah ku dengan aktivitas di kampungnya.
Antara Sholat Dengan Mbah
Entah perasaanku saja atau bagaimana. Tak tahu pasti. Setiap hendak sholat, mbah seolah memperhatikanku. Pernah suatu ketika, mbah bertanya "Arep sholat Ndo'?". Kujawab seadanya, "Uwis Mbah.."
Saat itu rasanya pertanyaan beliau menyimpan sesuatu yang berbeda..
Hingga suatu hari, Bapak memanggilku. Ia meminta tolong sesutu kepadaku. permintaan yang membuatku takjub sekaligus bingung. Tahu kah kau apa yang Bapakku pinta? Ia memintaku untuk mengajarkan bacaan sholat pada Mbah.. Antara rasa gembira, senang, ragu sekaligus bingung. Bagaimana tidak? Mbahku yang selama ini jauh dari nilai agama tiba-tiba berniat untuk sholat! Tapi aku pun ragu dan bingung, apakah aku bisa menagjarkan bacaan sholat padanya sedangkan ia sudah begitu tua dengan tingkat hapalan dan penglihatan yang turut senja.
Ditengah campur aduk rasa, aku tetap berusaha mengajarkannya dengan semudah yang bisa kuusahakan. Karena kesulitan menghapal dan esok mbah akan balik ke kampung, akhirnya ia memintaku untuk menuliskannya pada selembar kertas. Ku tuliskan dengan huruf kapital dan ukuran besar.
Ku tuliskan semua bacaan sholat. Untuk surat pendek, ku pesankan satu yaitu surat Al-Ikhlas. Untuk do'a rukuk dan diantara dua sujud, ku katakan padanya cukup baca satu kali saja. Kertas itu ia lipat dan ia simpan kedalam dompetnya. Tak lupa ku bekali sebuah mukenah baru untuknya. Keesokaan harinya, pulanglah mbahku ke kampung halamannya.
Ijtihad (aneh) yang Tak Tersampaikan
Karena begitu ku ingin mbah sholat dengan segala kemudahan dan pemakluman di usianya yang sudah senja. Sempat terfikir olehku bahwa bacaan sholat tidaklan penting! Yang penting ai niat, baca Al-Fatihah, satu ayat surat pendek, sudah. Cukup. Selebihnya ia hanya perlu mengikuti gerakan sholat saja dengan membaca tasbih, tahmid atau kalimat singkat lain yang ia hapal.
Aku terfikir seperti ini karena ketika ku mengajarkannya, Al-Fatihah pun ia telah lupa... Bagaimana ia menghapal semua bacaan sholat itu? Aku khawatir. Takut, kalau-kalau gara-gara bacaan sholat yang tidak jua mampu ia hapalkan, membuatnya tak juga sholat. Atau ia merasa begitu berat menghapal bacaan sholat hingga akhirnya ia tak jadi sholat. Mengingat usianya yang sudah senja,, aku takut kalau ia malah tak sempat sholat... Walaupun memang, umur adalah rahasia Alloh. Baik tua ataupun muda, jika Alloh menakdirkan mati, maka matilah ia.
Sudah beberapa tahun aku belum bertemu dengannya lagi... Entah ia jadi melaksanakan niatnya untuk sholat atau tidak, aku tak tau pasti..
Semoga Alloh mengampuninya, merahmatinya, memudahkannya dalam beribadah kepadaNya...
Komentar